Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Dalam Gelap (part 1)

- Tetangga Misterius - Rumah dengan warna dominan putih itu bergaya kuno.   Setiap sudut tiang dikombinasi dengan warna biru laut yang pekat. Halaman rumahnya juga cukup luas, ditumbuhi berbagai jenis pohon. Pada musim tertentu buah-buahan akan hadir ditangkai pohon-pohon itu untuk menyapa pemiliknya dengan tujuan menyuguhkan kesegaran dari daging empuk beraroma wangi. Asri, rindang nan menyejukkan. Hampir lima bulan Arga pindah di rumah kontrakan barunya. Ia tak pernah bertemu dengan pemilik rumah berwarna putih dengan kombinasi biru pekat yang tepat berada diseberang jalan rumah tempat tinggalnya.  Sesekali memang terdengar suara dari dalam rumah, namun sosoknya tak pernah tampak di depan mata. Dengan pagar yang mengelilingi kokoh setinggi 165 cm itu, maka lengkap sudah menambah kesunyian dan keterasingan pemilik rumah dari lingkungan disekitarnya. “Ga..kamu kenapa sih, dari tadi ngeliatin rumah misterius itu, ngidam ya?” Tanya Udin heran dengan temannya yang sejak

Sepi Sendiri

Aku datang sendiri, hanya seorang diri Perjalanan kutapaki sunyi Dalam keramaian diserang sepi Mungkin inilah hukum atas dosa yang kulakoni Hidup dengan rasa mati Jika kuturuti nafsu setan di dalam darah Ingin rasanya kuteriakkan sumpah serapah Berharap tubuh ini diserang lelah Hingga tersungkur sadarku menutup mata Kemana lagi kuseret setumpuk duka Siapa pula yang sudi mendengarnya Dalam sendiri kutanggung semua rasa Sepi membanting setiap masa Tuhan.. Jangan tinggalkan aku Lihatlah bisikkan lirihku pada bumi Sampaikah terdengar di langit? Hanya satu pintaku Bantu aku bahagia dalam sepi sendiri

Nakba-ku Mengganggumu

Aku menangis pilu dengan kesedihan Bertahan dan sabar dalam kemarahan Sungguh kubenci tingkah angkuh kalian Berlenggang riang diatas hamparan tangis dan darah Lalu tersenyum bangga dalam pengusiran jiwa-jiwa tak berdosa Aku tak akan berhenti, tak akan! Tak ada kata lupakan, tak ada! Kesedihan kini menuju abadi Menyaksikan bocah kecil pincang berlari Gadis-gadis cemerlang bersimbah darah Dan lihatlah.. Para ibu melepas ikhlas nyawa syuhada Nakba kuperingati Akan selalu seperti ini Kubawa sampai mati Seluruh perih direlung hati Hingga.. Dalam gembira akan kau rasa gelisah Dalam menang akan kau cicip getirnya kalah Sampai.. Mereka dapat kembali Menempati tanah suci para Nabi. ------------------------------------------ Pontianak, 15 Mei 2016 Nafaza; Memperingati Hari Nakba dalam kata-kata (15 Mei 1948-15 Mei 2016). Save Our Palestina.

Topeng (bag.22)

-Epilog- Mobil sedan berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang. Dokter Yuri dan Hera berada didalamnya. Kedua wanita itu kini melakukan perjalanan jauh menuju Kampung halaman Hera. Suasana riuh beberapa kali mewarnai perjalanan dengan kehadiran Didi, salah satu kepribadian kanak-kanak yang menyenangkan. Sejarahnya tercipta setelah Hera pergi dari rumah ayah angkatnya, tepatnya diusir.  Hera sangat menyayangi Didi, adik kecilnya yang kala itu berusia tiga tahun. Kerinduannya menciptakan sosok Didi lain dalam dirinya dengan karakter manja dan luar biasa doyan makan, persis sebagaimana dunia anak dengan kesenangannya pada makanan. Ia akan menghabiskan semua makanan yang dibelinya dengan senang hati. Kepribadian Didi ini sangat disayang oleh Rhea. Kepiawaian dokter Yuri dalam berinteraksi dengan dua kepribadian Hera patut diacungi jempol. Kisah Didi dan Rhea mengalir dari masing-masing kepribadian saat mereka merasa nyaman dengan sang dokter. Terapi yang dijal

Menjerat Ide

Tugas berikutnya setelah pertemuan kedua kelas KMO adalah menuliskan ide-ide yang melintas di kepala dan di hati tentunya. Sebelum ini saya sudah pernah melakukan hal yang sama saat membaca buku 'Bukan Sekedar Nulis, Pastikan Best Seller'. Sebagai pembaca yang baik, tentu saja saya mempraktekkan isi buku tersebut. Berhasilkah? Jawabannya tidak, karena apa? Hal ini pernah saya tanyakan pada sang penulis buku, yang mana saat ini beliau adalah Coach yang memimpin KMO, Tendi Murti. Jawaban beliau atas pertanyaan saya adalah, mungkin saya terlalu memaksakan ide. Entahlah, bisa jadi itu benar atau memang saat itu saya belum melaksanakan dan menuliskannya dengan sepenuh hati. Sehingga, ide-ide baru yang datang kemudian lebih mudah untuk dibuat menjadi tulisan daripada ide-ide lama yang sebelumnya sudah dicanangkan. Kali ini saya akan mencoba lagi menangkap ide-ide yang melintas, menjeratnya dan kemudian menuliskannya di sini. Ide-ide yang berhasil dijerat adalah se

Topeng (bag.21)

-Perasaan- Kisah Dr. Henry Jekyll dan Edward Hyde berputar dalam benak dokter Yuri. Karya tulis Robert Louis Stevenson yang dibacanya beberapa tahun yang lalu tentang dua kepribadian dalam satu tubuh yang muncul dalam eksperimen liar seorang jenius itu sejatinya lahir dalam alam sadar kepribadian utama yang bosan dengan kesempurnaan dirinya sendiri. Ia bosan dengan ketenaran dan kepopulerannya sebagai seorang ilmuan terpandang lagi dermawan sehingga merasa perlu melakukan petualangan hitam dalam bentuk lain dari dirinya. Dr. Henry Jekyll menciptakan Edward Hyde dengan seluruh kesadaran yang dimilikinya. Ia menikmati kebrutalan yang dilakukan sisi kepribadian lainnya itu. Betapa menyenangkan saat memukul orang-orang yang menurutnya mengusik hati.  Awalnya, perubahan dilakukan secara berkala. Namun seperti narkoba, Dr. Henry Jekyll mulai ketagihan untuk memenuhi hasrat eksperimen dan petualangannya. Jika Edward Hyde pada awalnya memiliki penampilan fisik paling men

Mengapa Aku Menulis?

Sebuah pertanyaan yang harus saya jawab terlepas ini karena tugas atau kewajiban dari sebuah komunitas yang baru-baru ini saya ikuti. Pertanyaan yang sama kali ini juga harus saya jawab sejak saya bertekad menjadi seorang penulis. Mengapa? 1. Karena saya bukan anak seorang raja dan bukan pula anak seorang ulama. Kalimat yang berasal dari seorang ulama besar ini mengetuk hati dan pikiran saya. Imam Al Ghazali, Sang   Hujjatul Islam  dengan ungkapannya yang sangat terkenal: " Kalau engkau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis ." Dalam sejarah, kita ketahui bahwa hanya Zaid bin Haritsah sajalah yang 'diabadikan' dalam AlQur'an. Bukan para sahabat lainnya yang terkenal dengan keimanan dan ketangguhannya. Melainkan seorang pria berkulit hitam yang bertugas sebagai asisten dan penulis wahyu (sekretaris) Rasulullah saw.  Jadi, Mengapa menulis? karena hanya dengan menulis saya akan dapat dikenal dan dikenang

Topeng (bag.20)

-Kebenaran 2- Baca kisah sebelumnya disini Inspektur Bobby dan rekannya Rudi menerima kedatangan Dimas pagi itu di kantor. Mereka menyimak dengan seksama keterangan yang disampaikan Dimas tentang surat-surat misterius serta paket berisi dokumen terkait kecurangan yang dilakukan Anton pada perusahaan. Kali ini Dimas tidak akan menunggu lagi, tak ada salahnya melaporkan ke polisi semua hal ganjil yang Ia alami selama ini. Bisa jadi ini akan bermuara pada siapa pelaku pembunuhan. Jikapun tidak, maka setidaknya Anton juga harus mendapatkan ganjaran atas kecurangannya terhadap perusahaan. Dari keterangan Hera sebelumnya dan Dimas dengan dokumen terkait kecurangan Anton  serta surat-surat misterius tanpa nama, akhirnya kedua penyidik akan menindaklanjuti dengan meminta keterangan dari Anton nanti. Pada saat kejadian pembunuhan memang diketahui bahwa Anton berada diluar kota sehingga alibinya sangat kuat. Terkait Hera yang hilang sejak surat misterius kedua diberika

Topeng (bag.19)

-Kebenarannya- Baca kisah sebelumnya disini Hari saat Hera diculik.. Sebuah paket diantar ke apartemen tempat Dimas tinggal. Tanpa nama pengirim. Dari ukurannya bisa diperkirakan paket yang dikirim seperti buku atau map dengan ukuran besar. “ Apa sekarang pengirim surat misterius akan memberiku kejutan?” batinnya. Dimas mendaratkan tubuhnya di sofa, tangannya masih menimang paket yang baru diterima. Mungkin berfikir, apa harus saat ini membukanya atau setelah Ia membersihkan diri terlebih dulu. Pilihan kedua Ia ambil, kulitnya berontak minta dibersihkan terlebih dahulu. Bergegas Dimas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Membuka paket ditunda sementara walau sebenarnya rasa penasaran juga merayu hati, bungkusan itu kini tergeletak pasrah diatas sofa. Setelah selesai memanjakan diri, Dimas terlihat lebih segar dari sebelumnya, lantas bersegera kembali ke sofa guna membuka paket yang tadi Ia terima. Benar dugaannya bahwa isi paket itu adalah seb

Topeng (bag.18)

-     Alter Ego - Simak kisah sebelumnya disini. “Rhea..!” Panggilan lembut datang menghentikan lamunan gadis yang kini tampak lebih tenang dari sebelumnya. “Aku Yuri, kita bisa bicara sebentar?” Tanyanya.             Yang dipanggil kini memberikan reaksi, memalingkan wajah menatap wanita berparas teduh dihadapannya. Ada sesuatu yang mengalir sejuk di sela-sela hati gadis itu. Air bening mengambang siap terjun merambah pipi yang kini terlihat tirus. “Aku ingin pergi.” Ucapnya lirih. “Kemana..?” Tanya dokter Yuri. “Membeli roti coklat dengan taburan keju.” Jelasnya dengan nada haru. Airmatanya sudah mantap mengalir sejak tadi. “Siapa namamu?” Selidik dokter Yuri heran, pasiennya yang tampak mengerikan beberapa saat yang lalu itu kini seperti anak-anak yang kehilangan induknya dan merasa lapar. “Di..di..” Jawabnya patah-patah. “Didi..?” Dokter Yuri memastikan. Gadis itu kini mengaku bernama Didi. Matanya membulat, banjir dengan airmata

Topeng (bag.17)

-Yang Tersembunyi (2)- Baca kisah sebelumnya disini Jika sebutan Monster   Harpy   itu layak ditujukan padanya karena watak keji yang Ia miliki, maka sah-sah saja baginya. Sejak kecil Ia menerima banyak rasa sakit dan penderitaan baik fisik maupun mental. Dia juga yang menjadi sasaran empuk pelampiasan buah kekesalan dan permasalahan. Lahirnya adalah sebab kutukan dan sumpah serapah keji lagi hina. Rhea, sisi kepribadian yang tersakiti. Kehadirannya pertama kali dalam hidup Hera adalah sejak gadis malang itu masih berusia 10 tahun. Bermula setelah Ibu angkatnya yang sedang mengandung saat itu meninggal dalam sebuah kecelakaan. Hera dianggap sebagai pembawa sial. Perlakuan kasar dari orang tua angkatnya membuat Hera kecil menciptakan sosok pelindung untuknya, menemaninya atau lebih tepat menggantikan posisinya. Kehadiran Rhea semakin kuat saat Hera dipukul habis-habisan oleh ayah angkatnya karena melukai adik kecil, Didi. Trauma atas perilaku menyakitkan diambil